Minggu, 28 November 2021

JURNAL REFLEKSI MINGGU KE-5

Refleksi Minggu ke-6 - Visi Guru Penggerak

Refleksi Minggu ke-6

Pada Minggu ke- 6 kami memasuki pembelajaran Visi guru penggerak. Materi ini merupakan yang sangat saya sukai dimana kami belajar mengaktualisasi kekuatan yang ada pada diri kami dan peserta didik sebagai aset utama. Bagi saya hal ini sangat menarik karena dapat memacu kami untuk melakukan perubahan.
Setelah mengikuti pembelajaran pada modul 1.3.a.4 Eksplorasi Konsep - Visi guru penggerak, saya dapat belajar bagaimana membangun kekuatan untuk mewujudkan sebuah visi. Untuk mewujudkan visi sekolah kekuatan utama yang perlu diperhatikan adalah diri sendiri dan siswa sebagai aset utama. Adapun kategori lainnya sebagai pendukung yaitu kepala sekolah, teman sejawat, sarana dan prasarana, cs Service dan security, komite dan orang tua siswa, MGMP mapel, pengawas serta dinas terkait. 
Hal yang belum saya kuasai dari pembelajaran ini yaitu materi terkait prinsip-prinsip psikologi positif dan pendidikan positif. Sebagai upaya yang akan saya lakukan dengan memperbanyak referensi dan ikut terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan materi tersebut.
Adapun hal yang masih membingungkan dari pembelajaran ini sering kita temui terdapat guru yang masih bersifat naif terhadap perubahan yang terjadi. Misalnya pada kegiatan PPGP ini masih ada yang memiliki sudut pandang yang berbeda atau kurang mendukung kegiatan ini. Dengan demikian dapat menjadi penghambat untuk melakukan perubahan secara bersama-sama.
Harapan saya setelah mengikuti program ini dapat merubah pola pikir saya agar lebih terbuka terhadap kenyataan yang bersifat manusiawi.


Selasa, 23 November 2021

1.3.a.4.2 Eksplorasi Konsep - Berbagi Tugas Kesimpulan Tentang Inkuiri Apresiatif

Untuk mewujudkan visi sekolah dan melakukan perubahan, diperlukan pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada masalah apa yang terjadi dan apa yang salah dari proses tersebut untuk diperbaiki. Pendekatan ini dikenal dengan IA (Inkuiri Apresiatif) yang menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Bila organisasi lebih banyak membangun sisi positif yang disimpan, maka kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut dipastikan akan meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara berkelanjutan.
BAGJA sebagai model manajemen perubahan yang menggunakan paradigma Inkuiri Apresiatif. Selain dapat membawa perubahan pada organisasi juga pada komunitas. Ada 5 tahapan BAGJA yaitu, Buat Pertanyaan Utama, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana dan Atur Eksekusi. Dalam penerapan perubahan sesuai dengan visi yang telah direncanakan perlu diikuti langkah-langkah berdasarkan tahapan BAGJA.

Rabu, 17 November 2021

1.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Nilai dan Peran Guru Penggerak

                     KONEKSI ANTAR MATERI - NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK


        Guru dipandang sebagai teladan yang memiliki karakter baik harus mampu mengajarkan murid bagaimana membuat keputusan melalui proses pertimbangan moral. Guru adalah tukang kebun, yang merawat tumbuhnya nilai-nilai kebaikan di dalam diri murid-muridnya. Guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan lingkungannya dimana murid berproses menumbuhkan nilai-nilai dirinya tersebut baik yang sifatnya psikis (intrinsik) maupun fisik (ekstrinsik). Guru adalah manusia yang senantiasa berusaha untuk menggerakkan manusia lainnya. Oleh karena itu guru harus lebih dulu sadar bagaimana dirinya tergerak, kemudian memilih untuk bergerak dan akhirnya menggerakkan manusia yang lain.

        Peran dari seorang guru tentunya akan lebih maksimal jika memiliki keterampilan ataupun kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Terdapat 5 butir peran guru sebagai pendorong transformasi pendidikan yaitu, mampu (1) sebagai pemimpin pembelajaran, (2) menggerakkan kominitas prektisi, (3) menjadi coach dan mentor bagi rekan guru lain, (4) membuka ruang kolaborasi antar guru serta (5) mendorong peningkatan kemandirian dan kepemimpinan murid di sekolah.

        Guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam proses belajar mengajar tidak lepas dari penanaman nilai karakter pada anak. Di era seperti sekarang ini, nilai karakter anak terlihat sudah mulai menurun. Jika ini dibiarkan terus, maka akan merusak generasi selanjutnya sebagai penerus bangsa. Untuk itu sebagai pendidik sadar bahwa dalam pelaksanaan proses belajar tidak lepas dari penanaman nilai-nilai karakter pada anak. Untuk mewujudkan pelajar pancasila yang berkarakter sebagai pendidik harus mampu menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.



        Agar tercipta suasan belajar yang dapat mendorong peserta didik mengembangkan potensi dirinya yang inovatif, sebagai strategi yang harus saya tempuh adalah menerapkan pembelajaran yang berpihak pada anak dengan cara memberikan pengalaman-pengalaman yang dapat membantu mereka menemukan potensi dirinya melalui kegiatan karya inovasi. Melalui kegiatan ini saya mendorong siswa menghasilkan karya-karya yang berbasis IT, misalnya hasil diskusi, jawaban soal dituangkan dalam media berbasis IT yang lebih menarik contoh menggunakan poster, info grafis, komik dan lain-lain. Kemudian hasilnya dipajang di mading kelas dan sekolah. Jika ini dilakukan secara konsisten dan kontinyu secara otomatis anak-anak akan melalui berbagai pengalaman. Dari pengalaman-pengalaman tersebut dapat membantu dirinya memaknai dan menemukan nilai potensi dirinya yang inovatif  untuk menciptakan sesuatu yang baru dan mandiri dalam mengahadapi perkembangan zaman. Dengan demikian akan tercipta peluang generasi penerus bangsa yang merdeka.




        Pihak-pihak yang dapat membantu agar dapat tercapai kegiatan ini tentunya seluruh warga sekolah serta para orang tua siswa dan seluruh pemangku kepentingan. Kepala Sekolah sebagai pimpinan memberikan persetujuan agar program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Para guru yang senantiasa menuntun nilai-nilai kebaikan pada peserta didik tentunya mendukung baik secara fisik maupun psikis setiap kegiatan pengembangan siswa. Para siswa sebagai peserta yang dididik dan pelaku inovasi serta para orang tua yang selalu mendukung kesiapan mental dan kesehatan anak-anaknya dalam berkarya.

Minggu, 14 November 2021

Refleksi Minggu ke-4

Pada Minggu ke-4 kami mempelajari materi Nilai dan Peran guru Penggerak. Menurut saya materi ini sangat penting diketahui terutama selaku pendidik. Jika sebelumnya kita hanya terfokus pada nilai berupa angka akan tetapi ada nilai yang paling utama untuk kita tanam dan kembangkan pada proses pembelajaran yaitu mandiri, inovatif, reflektif, kolaboratif dan berpihak pada siswa.

Kamis, 11 November 2021

1.2.a.6. Refleksi Terbimbing - Nilai Dan Peran Guru Penggerak

 

  • https://www.canva.com/design/DAEvX__59Ko/uaj5A4D0tW_YlMiPXgBC5A/watch?utm_content=DAEvX__59Ko&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=publishsharelink

Selasa, 09 November 2021

Pengalaman sehubungan dengan nilai dan peran yang selama ini saya lakukan di kelas terkait dengan pemimpin pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada kegiatan diskusi. Pada kegiatan diskusi guru memberikan kebebasan pada murid mulai dari penentuan kelompok, memilih peran dalam diskusi. Sehubungan dengan nilai dalam kegiatan diskusi siswa mengolah informasi secara kritis dan mempresentasikannya secara kreatif. Agar peran ini dapat tumbuh dan terus berkembang guru menjalankan peran yang senantiasa berorientasi pada tumbuh kembang anak serta dapat menanamkan nilai kreatif pada setiap hasil karya anak




.


Pengalaman 1
Pada kegiatan diskusi, membebaskan siswa memilih kelompok masing-masing, dan memilih peran dalam diskusi. Siswa melakukan observasi literasi dan mengolah informasi secara kritis. Setiap anggota kelompok saling bekerja sama kemudian menuliskan dan mempresentasikan hasil diskusi secara kreatif

Pengalaman 2
Mengikuti sosialisasi kurikulum literasi dan numerasi, pada kegiatan tersebut kami diminta membuat ii kerangka RPP yang disesuai dengan profil pelajar siswa.

Pengalaman 3
Mendampingi siswa persiapan O2SN. Pada kegiatan ini diawali dengan tes awal kemudian memilih siswa yang sesuai dengan kriteria penilaian. Kemudian membimbing dan memfasilitasi siswa. Mengatur jadwal siswa dalam penguatan materi. Mempersiapkan siswa dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan dan mental siswa.


Senin, 08 November 2021

REFLEKSI MINGGU KE-3

REFLEKSI MINGGU KE-3

ERNAWATI, S.PD 
CGP AK 4 KOTA TUAL


DESCRIPTION
Pada hari kedua minggu ke-3, Fasil meminta kami membaca dan memahami materi Nilai dan Peran seorang Guru Penggerak sejumlah 24 halaman pada LMS. Pada sesi ini kami melakukan aktivitas yang berbentuk paparan materi. Untuk mendukung pemahaman kami di beberapa bagian terdapat pertanyaan yang harus dijawab dan pada bagian lainnya kami diminta memberikan pernyataan ataupun pertanyaan yang kemudian didiskusikan secara bersama-sama.

EXAMINATION
Pengalaman selama mengerjakan modul 1.2.a.4 di LMS adalah dapat mengetahui dan memahami tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak yang kemudian kami aplikasikan di kelas. Jika sebelumnya kami sudah menerapkan hal ini baik di kelas maupun di luar kelas, akan tetapi setelah mengikuti program ini kami dapat menganalisis bentuk nilai dan peran guru penggerak kemudian kami dapat membandingkannya dengan pengalaman sebelumnya.  Sebagai contoh yang hampir setiap hari kami lakukan adalah berperan menjadi pemimpin dalam  pembelajaran yang terkadang hanya terfokus pada kurikulum dan assesmen saja tetapi kurang memperhatikan tumbuh kembang pada anak. 

                                                       ARTICULATION OF LEARNING
Melalui materi ini kami dapat mempelajari nilai dan peran seorang guru yang penting untuk kami ketahui agar dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas. Terdapat 5 peran dari seorang guru penggerak yaitu mampu menjadi pemimpin pembelajaran, membentuk komunitas belajar, menjadi coach bagi guru lain, kolaborasi antar guru dan dapat mendorong kepemimpinan murid di sekolah. Adapun nilai yang diharapkan terus tumbuh dan dilestarikan dalam diri seorang guru penggerak yaitu (1) Mandiri, seorang guru penggerak termotivasi untuk mengembangkan dirinnya tanpa harus menunggu adanya pelatihan yang ditugaskan oleh sekolah ataupun dinas, (2) Reflektif, seorang guru penggerak mampu memaknai pengalaman di sekelilingnya, (3) Kolaboratif, senantiasa membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pemangku kepentingan yang berada di lingkungan ataupun diluar sekolah, (4) inovatif, senantiasa memunculkan ide atau gagasan baru, (5) Berpihak pada siswa. Harapan saya setelah mempelajari materi ini agar dapat menerapkan peran dan nilai seorang guru penggerak tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di luar sekolah.


Demikian refleksi saya
Siap Bergerak, Tergerak dan Menggerakkan



Jumat, 05 November 2021

1.2.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Diskusi Mandiri

Seorang guru penggerak harus mampu memiliki dan menunjukkan karakter yang terdapat pada elemen-elemen profil pancasila. Ketika seorang pendidik mencoba menjalankan profil ini, maka akan lebih mudah bagi murid untuk mengikutinya. Keteladanan seorang guru dalam menjalankannya akan dilihat dan kemudian dipelajari oleh para murid.  

Jika ada rekan Guru atau Kepala Sekolah yang kurang mendukung dalam menjalankan peran saya sebagai Guru Penggerak saya akan berusaha menunjukkan nilai-nilai dan peran yang saya miliki sebagi guru penggerak. Saya rasa dengan nilai dan peran yang saya miliki akan menggerakkan komunitas belajar sekolah sehingga pada akhirnya dapat mendukung saya.

Kamis, 04 November 2021

TUGAS D.5 BERPIHAK PADA MURID

 1. Berpihak pada murid adalah memerdekakan murid dalam pembelajaran.

2. Contoh prilaku berpihak pada murid seperti pembelajaran berdasarkan profil siswa.

3. Pengalaman terkait berpihak pada murid dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan membebaskan murid belajar sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Pada siswa aktif diberi peluang untuk tampil mengasah bakat dan potensi yang dimilikinya sementara siswa yang cenderung pasif diberikan motivasi dan dorongan agar dapat menemukan bakat dan potensinya.

TUGAS D.4 INOVATIF

 Menurut pemahaman saya inovatif adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Seperti memanfaatkan teknologi dan informasi untuk menciptakan karya yang menarik. Misalnya mengerjakan tugas dengan menggunakan platform yang menarik pada pengerjaan LMS. Salah satu yang sering saya gunakan adalah aplikasi blog. Melalui aplikasi ini saya dapat menuangkan tugas yang dapat menarik para pembaca. 



DOWNLOAD

TUGAS D.3 KABORATIF

 Kolaboratif adalah terjalinnya hubungan kerjasama yang positif antara guru dan pemangku kepentingan pendidikan agar tercapai tujuan pembelajaran. Misalnya saling bekerjasama dengan sesama komunitas belajar,serta pihak yang terkait untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sebagai pengalaman kami sesama peserta saling bekerjasama dalam diskusi kelompok. Melalui kegiatan ini kami berbagi pendapat, bertukar pikiran, saling memberikan ide dan solusi dalam penyelesaian tugas kelompok. 

TUGAS D2 REFLEKTIF

 Menurut pemahaman saya reflektif adalah mampu memaknai dan melakukan evaluasi terhadap pengalaman yang telah dilalui dan menjadikannya sebagai pembelajaran serta panduan di masa yang akan datang. Misalnya melakukan evaluasi pembelajaran pada LMS yang telah dilakukan.

Pengalaman setelah mengikuti pembelajaran daring (LMS) pada modul 1.1 sebagai evaluasi perbaikan pola pikir dan pandangan terhadap ide-ide kemajuan pendidikan kedepan. Memberikan kekuatan secara mental terhadap perspektif dalam melakukan perubahan pembelajaran di kelas dan komunitas sekolah.

TUGAS D.1 MANDIRI

 Menurut pemahaman saya mandiri adalah melakukan sesuatu perubahan sesuai dengan versi pribadinya.

Contoh perilaku mandiri yang dilakukan oleh seorang guru penggerak adalah mandiri dalam pembelajaran, mandiri dalam mengerjakan tugas. Menemukan ide dan gagasan dari permasalahan yang dialami di lingkungan belajar.

Sebagai pengalam saya selama mengikuti program guru penggerak ini, saya harus mampu belajar mandiri dan menemukan ide dan gagasan dari setiap pembelajaran. Terutama dalam kegiatan pengerjaan LMS melalui pembelajaran daring. Apa yang sebelumnya tidak diketahui terdorong untuk segera mengetahuinya seperti penggunaan aplikasi pendukung dalam penyelesaian tugas-tugas di LMS.

TUGAS PERAN GURU

 Peran yang selama ini saya lakukan sebagai guru, seperti menjadi pemimpin dalam pembelajaran, misalnya dalam proses belajar mengajar saya dapat mendorong murid mencapai hasil belajarnya berdasarkan capaian kompetensi. Menjadi teladan dalam pembinaan karakter. Mewujudkan kepemimpinan murid melalui kegiatan diskusi, misalnya siswa mampu mempertanggungjawabkan hasil kelompoknya.

Peran yang jarang dilakukan adalah membentuk komunitas belajar. Hal ini masih jarang saya ditemui di lapangan. Ketentuan dan cara melakukannya bagi saya masih asing. 

Peran yang paling diingat adalah menjadi bagian dari persiapan siswa mengikuti O2SN. Diawali dengan kegiatan tes awal kemudian memilih siswa yang sesuai dengan bakat dan potensinya. Selanjutnya memfasilitasi dan mendorong siswa dalam proses pembelajaran. Memberi peluang siswa untuk lebih mendalami mata pelajaran yang diampuh. Mempersiapkan dan mendukung siswa mengikuti kegiatan yang akan dilaksanakan. Melakukan refleksi dan evaluasi untuk kegiatan tindak lanjut.

Selasa, 02 November 2021

1.1.a.8. Elaborasi Pemahaman - Konferensi 'Pemikiran Ki Hadjar Dewantara' oleh Perguruan Taman Siswa dan sekolah lain yang sudah menerapkan Merdeka Belajar

 

1.1.a.8. Elaborasi Pemahaman - Konferensi 'Pemikiran Ki Hadjar Dewantara' oleh Perguruan Taman Siswa dan sekolah lain yang sudah menerapkan Merdeka Belajar


    Setelah menyimak materi yang disampaikan oleh Majelis Luhur Perguruan Taman Siswa dan Praktik Baik dari sekolah lain yang sudah menerapkan pemikiran filosofis KHD yang belum tersampaikan selama belajar Filosofi pendidikan KHD oleh instruktur dan fasilitator, hal-hal baru yang dapat saya ambil antara lain:
1. Bagaimana KHD membangun pendidik yang berpihak pada anak
2. Kekuatan sosial budaya menjadi kekuatan bangsa untuk mendidik anak
3. Apa kekuatan siswa.
4. Contoh Praktik Baik di SPK Dyatmika Bali

    Catatan-catatan penting yang dapat saya ambil untuk memperdalam pemahaman tentang pemikiran-pemikiran KHD yang dapat dikontektualkan di kelas, yaitu: 
1. KHD terpengaruh pada revormasi pendidikan di Eropa sebelum PD II, yaitu Ponemik adalah melihat anak dijadikan sebagai subjek dan objek yaitu memanusiakan manusia berhamba pada anak.
2. Pendidik harus menyatu pada tripusat, yaitu Pendidikan Alam Keluarga, Pendidikan Alam Sekolah, Pendidikan Alam Masyarakat.
3. Anak akan berkembang maksimal asal selaras dengan kemajuan kodrat alam dan kodratzaman (era 4.0 menuju era 5.0)
4. Filosofi KHD harus dibumikan dengan program-program yang berpihak pada anak
5. Guru sebagai fasilitator yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman



Ernawati, S.Pd
CGP AK 4 Kota Tual

 

1.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

                Lahirnya Taman Siswa pada tahun 1922 di Yogyakarta yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara merupakan gerbang emas kemerdekaan dan kebangsaan kebudayaan bangsa. Taman Siswa  hadir sebagai jiwa rakyat untuk merdeka dan bebas menentukan nasib sendiri dalam berbagai aspek terutama di bidang pendidikan. Dengan kemerdekaan tercapai pemerataan pendidikan dasar hingga Perguruan Tinggi ke seluruh pelosok negeri. Hal tersebut merupakan tolak ukur atau dasar pengembangan pendidikan dan pengajaran Indonesia sampai saat ini. Atas gagasan Ki Hajar Dewantara, sistem pendidikan Indonesia pada zaman Kolonial yang cenderung tertutup dan terbatas membawa perubahan ke sistem yang terbuka, bebas dan merdeka belajar. Untuk menghormati jasa-jasanya tersebut, maka ditetapkanlah tanggal lahir beliau 2 Mei sebagai “Hari Pendidikan Nasional”.

                Tujuan pendidikan pada zaman kolonial terbatas hanya pada orang-orang golongan bangsawan saja atau kelas tertentu. Pendidikan zaman Kolonial hanya diberikan pengajaran membaca, menulis dan berhitung seperlunya. Dan hanya mendidik orang-orang pembantu dalam mendukung Usaha Dagang mereka. Sehingga pada tahun 1854 beberapa bupati menginisiasi agar didirikan sekolah kabupaten untuk mendidik calon pegawai. Pada tahun yang sama lahirlah sekolah Bumiputera meskipun hanya mempunyai 3 kelas. Pada tahun 1908 berdiri organisasi Budi Utomo dan empat tahun kemudian lahir gerakan emansipasi wanita yang dipelopori oleh R.A kartini. Gerakan-gerakan nasional ini mendorong perubahan pendidikan secara radikal di Indonesia yang diprakarsai oleh tiga serangkai yaitu Ki hajar Dewantara, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Danudirja Setia Budi (Douwes Dekker)

.

                Adapun persamaan pendidikan zaman kolonial dan masa kini adalah terdapat jenjang pendidikan dari dasar hingga kesekolah menengah atas sampai Perguruan Tinggi. Sedangkan perbedaannya yaitu pendidikan pada zaman kolonial yang mendapatkan pendidikan dan pengajaran adalah anak-anak pejabat atau orang-orang kalangan atas/tertentu saja. Tetapi terlihat pada masa sekarang setiap orang berhak dan bisa mendapatkan pendidikan secara bebas tanpa perbedaan atau tidak memandang status dan kelas.


Ernawati, S. Pd

CGP AK 4 Kota Tual

 

LEMBAR KERJA BEDAH LMS PLATFORM BELAJAR

 

 

Nama                           : ERNAWATI, S. Pd

Sekolah                        : SMP Negeri 4 Tual

 

Bahan

1.      LMS PPB H-1

 

Langkah-langkah Kegiatan

1.      Tuliskan inti pembahasan berdasarkan alur MERRDEKA!

2.      Tuliskan aktivitas peserta pada setiap alur MERRDEKA!

3.      Tuliskan tugas/produk peserta pada setiap alur MERRDEKA!

 

 

 

ALUR

INTI PEMBAHASAN

AKTIVITAS PESERTA

TUGAS/PRODUK PESERTA

M

Mulai Dari Diri

 Pemikiran Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

 

·        CGP membuat tulisan refleksi kritis tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara

·        CGP memberi ungkapan harapan dan ekspektasi mengenai pembelajaran pada modul

https://docs.google.com/document/d/1tkmQ2HtdATYoPFzUH6fM7JbOQimLt14L/edit?usp=sharing&ouid=105627387223807735563&rtpof=true&sd=true 

E

Eksplorasi Konsep

Pendidikan di Indonesia dari zaman kolonial

Kerangka pemikiran Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Dasar-dasar Pendidikan

Metode Montessori, frobel dan taman Siswa

Praktik baik penerapan pemikiran filosofis pendidikan KHD berdasarkan konteks lokal sosial budaya di daerah asal


 Mengakses video tentang pendidikan di Indonesia dari zaman kolonial dan menjawab pertanyaan-pertanyaan panduan

Mengakses video tentang kerangka pemikiran KHD

Membaca beberapa tulisan karya KHD

Mendapatkan penguatan pemahaman tentang pemikiran filosofi pendidikan dari instruktur

Mendiskusikan pertanyaan reflektif  terkait pemikiran filosofi pendidikan KHD dan relevansinya dengan pendidikan saat ini dan pendidikan pada konteks lokal sosial budaya di daerah asal

Berbagi pengalaman praktik baik penerapan pemikiran filosofis pendidikan KHD pada kontekas lokal sosial budaya di daerah asal

 https://draft.blogger.com/blog/post/edit/4401187245263725434/4116018028346070417

R

Ruang Kolaborasi

  Desain kerangka pembelajaran 

 

 

 

 

 Mendesain kerangka pembelajaran sesuai dengan konteks lokal sosial budaya daerah asal

 https://drive.google.com/drive/my-drive

R

Refleksi Terbimbing

 Pemikiran KHD sebagai pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran

 

 

 

 Merefleksikan pemikiran KHD sebagai pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran

 https://draft.blogger.com/blog/post/edit/4401187245263725434/4256320949630515899

D

Demonstrasi Kontekstual

  Karya dalam pemikiran filosofi KHD

 

 

 

 Membuat karya (video pendek, komik,lagu puisi, podcast, poster dll) dalam menjelaskan pemikiran filosofi KHD 

 https://draft.blogger.com/blog/post/edit/4401187245263725434/1791393695811335322

E

Elaborasi Pemahaman

  Diskusi langsung oleh perwakilan Perguruan Taman Siswa

Prakti-praktik baik beberapa sekolah terkait pemikiran filosofi KHD

 

 

 

 Mengikuti sesi diskusi langsung dalam bentuk konferensi filosofi pendidikan KHD yang disampaikan oleh perwakilan Perguruan Taman Siswa serta praktik-praktik baik beberapa sekolah lain untuk memperluas pemahaman mengenai pemikiran filosofi KHD

 https://draft.blogger.com/blog/post/edit/4401187245263725434/6014780499592138930

K

Koneksi Antar Materi

  Hubungan antara materi-materi dan kaitannya dengan praktik konkrit di sekolah asal

 

 

 

 Melihat lagi seluruh materi yang sudah dipelajari dari pemikiran-pemikiran KHD kemudian membuat hubungan antara materi-materi tersebut dan juga keterkaitannya praktek yang konkret bersama dengan murid dan rekan guru di sekolah asal

 https://draft.blogger.com/blog/post/edit/4401187245263725434/710916406722387837

A

Aksi Nyata

  Perubahan konkret di kelas dituangkan dalam jurnal refleksi secara rutin.

 

 

 

 Membuat perubahan konkret di kelas dan menuliskannya dalam jurnal refleksi secara rutin.

 https://draft.blogger.com/blog/post/edit/4401187245263725434/5827027466434425508

 

1.1.a.10. Aksi Nyata - Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah

LAPORAN AKSI NYATA MODUL 1.1 FILOSOFI PENDIDIKAN PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

OLEH: ERNAWATI, S.PD

CGP ANGKATAN 4 KOTA TUAL SMPN 4 TUAL

"Pembelajaran Model Problem Based Learning, Discovery Learning"


I. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah memerdekakan manusia. Sebagai pendidik yang dituntut untuk menuntun anak sesuai dengan kodrat alam dan zaman yang dimiliki agar mereka mencapai kemerdekaannya dalam belajar. Akan tetapi sering kita temui di lapangan justru dengan memaksa anak apa yang diinginkan oleh guru. Seiring dengan perkembangan zaman seperti sekarang ini, murid lebih senang belajar dengan caranya sendiri. Oleh karena itu, tentunya sebagai pendidik perlu mengetahui karaketistik murid sebelum kegiatan proses belajar mengajar dilaksanakan agar dapat diketahui minat dan potensi setiap siswa. Melalui kegiatan ini saya menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah dengan Observasi Literasi melalui buku paket, peta dan internet.

II. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Mewujudkan merdeka belajar dan menumbuhkan rasa tanggungjawab bagi peserta didik
2. Mewujudkan profil pelajar pancasila yang Kreatif, Bernalar kritis dan Bergotong royong
3. Mengetahui kemampuan peserta didik dalam penggunaan sumber belajar terutama internet
3. Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran sehingga mampu menciptakan karya yang inovatif

III. DESKRIPSI AKSI NYATA
Pada kegiatan Aksi Nyata ada beberapa tahap kegiatan antara lain:
1. Membuat kesepakatan kelas bersama peserta didik
2. Tahap observasi literasi. Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan data dan mengolah data melalui observasi literasi dari buku, peta dan internet.
3. Berdiskusi bersama anggota kelompok. Pada tahap ini setiap anggota kelompok bekerjasama, saling berbagi pendapat, peduli antar sesama 
4. Peserta didik menyiapkan laporan yang telah disiapkan kemudian mempresentasikan hasil observasi. Pada tahap ini peserta didik menuliskan hasil laporan dan mepresentasikannya secara kreatif
5. Membuat simpulan, refleksi, umpan balik, pesan-pesan moral kaitannya dengan Pengaruh Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang di 5 benua

IV. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
1. Faktor pendukung
- Orang tua peserta didik
- Kepala sekolah dan rekan guru
- Ruang kelas
- Media dan sumber belajar

2. Faktor penghambat
- Keterbatasan daya listrik saat penggunaan media proyektor/LCD
- Hanya beberapa siswa yang memiliki HP android

V. RENCANA PERBAIKAN DI MASA MENDATANG
1. Melakukan pembelajaran di luar kelas
2. Lebih inovatif dalam menerapkan metode pembelajaran
3. Mendorong siswa menghasilkan karya yang berbasis IT

VI. TESTIMONI

Testimoni peserta didik setelah mengikuti pembelajaran Problem Based Learning - Discovery Learning.
Peserta didik mengikuti Penilaian Harian dengan tertib dan menjawab soal secara kritis yaitu menganalisis dan mengevaluasi pemikirannya sendiri.









Tema hewan

Penggunaan LMS Platform Belajar Calon Guru Penggerak


 LMS merupakan platform belajar online yang biasanya digunakan oleh peserta kursus. Sebagai peserta Program Guru Penggerak yang mengikuti pendidikan selama 9 bulan, tidak lepas dari penggunaan LMS. Melalui LMS ini kami dapat mengetahui petunjuk dan instruksi belajar daring, sumber-sumber belajar mandiri, dan aktivitas belajar daring. Khusus LMS pada Program Guru Penggerak menggunakan alur MERRDEKA yaitu Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi antar materi dan Aksi Nyata.

 Adapun rangkaian kegiatan melalui alur belajar MERRDEKA :

1. Mulai dari diri (Mandiri) yaitu memberikan jawaban berupa tulisan refleksi diri tentang pemikiran (filosofi pendidikan ) Ki hadjar Dewantara)

2. Eksplorasi konsep yaitu, mengakses video tentang pendidikan di indonesia Zaman kolonial dan menjawab pertanyaan-pertanyaan panduan, mengakses video tentang kerangka pemikiran (filosofi pendidikan) KHD dan membaca beberapa tulisan karya KHD. Adapun Eksplorasi konsep (Forum Diskusi) yaitu mendapatkan penguatan pemahaman dari instruktur, mendiskusikan pertanyaan reflektif terkait pemikiran filosofi pendidikan KHD dan relevansinya dengan pendidikan Indonesia saat ini dan pendidikan pada konteks sosial budaya daerah asal kami. Serta berbagi pengalaman praktik baik penerapan pemikiran filosofis pendidikan KHD pada konteks lokal sosial budaya daerah kami.

3. Ruang kolaborasi yaitu secara berkelompok kami mendesain kerangka pembelajaran sesuai dengan konteks lokal sosial budaya daerah asal.

4. Refleksi Terbimbing pada alur ini kami diminta merefleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran.

5. Demonstrasi kontekstual yaitu, membuat karya berupa poster dalam menjelaskan pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dan mengunggahnya di LMS

6. Elaborasi pemahaman yaitu, mengikuti sesi diskusi langsung dalam bentuk konferensi filosofi pendidikan KHD yang disampaikan oleh perwakilan Perguruan Taman Siswa serta praktik-praktik baik beberapa sekolah lain untuk memperluas pemahaman mengenai pemikiran filosofi KHD.

7. Koneksi antar materi yaitu, melihat lagi seluruh materi yang telah dipelajari dari pemikiran-pemikiran KHD kemudian membuat hubungan antara materi-materi tersebut dan juga keterkaitannya praktek yang kongkrit bersama dengan murid dan rekan guru di sekolah asal.

8. Aksi Nyata yaitu, membuat perubahan konkrit di kelas dan menuliskannya dalam jurnal refleksi secara rutin.

Ernawati, S. Pd

CGP AK 4 Kota Tual

KM - 7 Oktober 2024

KM ad KUR dg pembelajaran intrakurikuler yg beragam dimana konten akan lebih optimal agar PD memiliki cukup waktu u mendalami konsep dan men...