Minggu, 28 November 2021
Refleksi Minggu ke-6 - Visi Guru Penggerak
Sabtu, 27 November 2021
Selasa, 23 November 2021
1.3.a.4.2 Eksplorasi Konsep - Berbagi Tugas Kesimpulan Tentang Inkuiri Apresiatif
Senin, 22 November 2021
Rabu, 17 November 2021
1.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Nilai dan Peran Guru Penggerak
KONEKSI ANTAR MATERI - NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK
Guru dipandang sebagai teladan yang memiliki karakter baik harus mampu mengajarkan murid bagaimana membuat keputusan melalui proses pertimbangan moral. Guru adalah tukang kebun, yang merawat tumbuhnya nilai-nilai kebaikan di dalam diri murid-muridnya. Guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan lingkungannya dimana murid berproses menumbuhkan nilai-nilai dirinya tersebut baik yang sifatnya psikis (intrinsik) maupun fisik (ekstrinsik). Guru adalah manusia yang senantiasa berusaha untuk menggerakkan manusia lainnya. Oleh karena itu guru harus lebih dulu sadar bagaimana dirinya tergerak, kemudian memilih untuk bergerak dan akhirnya menggerakkan manusia yang lain.
Peran dari seorang guru tentunya akan lebih maksimal jika memiliki keterampilan ataupun kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Terdapat 5 butir peran guru sebagai pendorong transformasi pendidikan yaitu, mampu (1) sebagai pemimpin pembelajaran, (2) menggerakkan kominitas prektisi, (3) menjadi coach dan mentor bagi rekan guru lain, (4) membuka ruang kolaborasi antar guru serta (5) mendorong peningkatan kemandirian dan kepemimpinan murid di sekolah.
Guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam proses belajar mengajar tidak lepas dari penanaman nilai karakter pada anak. Di era seperti sekarang ini, nilai karakter anak terlihat sudah mulai menurun. Jika ini dibiarkan terus, maka akan merusak generasi selanjutnya sebagai penerus bangsa. Untuk itu sebagai pendidik sadar bahwa dalam pelaksanaan proses belajar tidak lepas dari penanaman nilai-nilai karakter pada anak. Untuk mewujudkan pelajar pancasila yang berkarakter sebagai pendidik harus mampu menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Agar tercipta suasan belajar yang dapat mendorong peserta didik mengembangkan potensi dirinya yang inovatif, sebagai strategi yang harus saya tempuh adalah menerapkan pembelajaran yang berpihak pada anak dengan cara memberikan pengalaman-pengalaman yang dapat membantu mereka menemukan potensi dirinya melalui kegiatan karya inovasi. Melalui kegiatan ini saya mendorong siswa menghasilkan karya-karya yang berbasis IT, misalnya hasil diskusi, jawaban soal dituangkan dalam media berbasis IT yang lebih menarik contoh menggunakan poster, info grafis, komik dan lain-lain. Kemudian hasilnya dipajang di mading kelas dan sekolah. Jika ini dilakukan secara konsisten dan kontinyu secara otomatis anak-anak akan melalui berbagai pengalaman. Dari pengalaman-pengalaman tersebut dapat membantu dirinya memaknai dan menemukan nilai potensi dirinya yang inovatif untuk menciptakan sesuatu yang baru dan mandiri dalam mengahadapi perkembangan zaman. Dengan demikian akan tercipta peluang generasi penerus bangsa yang merdeka.
Pihak-pihak yang dapat membantu agar dapat tercapai kegiatan ini tentunya seluruh warga sekolah serta para orang tua siswa dan seluruh pemangku kepentingan. Kepala Sekolah sebagai pimpinan memberikan persetujuan agar program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Para guru yang senantiasa menuntun nilai-nilai kebaikan pada peserta didik tentunya mendukung baik secara fisik maupun psikis setiap kegiatan pengembangan siswa. Para siswa sebagai peserta yang dididik dan pelaku inovasi serta para orang tua yang selalu mendukung kesiapan mental dan kesehatan anak-anaknya dalam berkarya.
Minggu, 14 November 2021
Refleksi Minggu ke-4
Kamis, 11 November 2021
1.2.a.6. Refleksi Terbimbing - Nilai Dan Peran Guru Penggerak
- https://www.canva.com/design/DAEvX__59Ko/uaj5A4D0tW_YlMiPXgBC5A/watch?utm_content=DAEvX__59Ko&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=publishsharelink
Selasa, 09 November 2021
Senin, 08 November 2021
REFLEKSI MINGGU KE-3
Minggu, 07 November 2021
Jumat, 05 November 2021
1.2.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Diskusi Mandiri
Seorang guru penggerak harus mampu memiliki dan menunjukkan karakter yang terdapat pada elemen-elemen profil pancasila. Ketika seorang pendidik mencoba menjalankan profil ini, maka akan lebih mudah bagi murid untuk mengikutinya. Keteladanan seorang guru dalam menjalankannya akan dilihat dan kemudian dipelajari oleh para murid.
Jika ada rekan Guru atau Kepala Sekolah yang kurang mendukung dalam menjalankan peran saya sebagai Guru Penggerak saya akan berusaha menunjukkan nilai-nilai dan peran yang saya miliki sebagi guru penggerak. Saya rasa dengan nilai dan peran yang saya miliki akan menggerakkan komunitas belajar sekolah sehingga pada akhirnya dapat mendukung saya.
Kamis, 04 November 2021
TUGAS D.5 BERPIHAK PADA MURID
1. Berpihak pada murid adalah memerdekakan murid dalam pembelajaran.
2. Contoh prilaku berpihak pada murid seperti pembelajaran berdasarkan profil siswa.
3. Pengalaman terkait berpihak pada murid dalam kegiatan proses belajar mengajar dengan membebaskan murid belajar sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Pada siswa aktif diberi peluang untuk tampil mengasah bakat dan potensi yang dimilikinya sementara siswa yang cenderung pasif diberikan motivasi dan dorongan agar dapat menemukan bakat dan potensinya.
TUGAS D.4 INOVATIF
Menurut pemahaman saya inovatif adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Seperti memanfaatkan teknologi dan informasi untuk menciptakan karya yang menarik. Misalnya mengerjakan tugas dengan menggunakan platform yang menarik pada pengerjaan LMS. Salah satu yang sering saya gunakan adalah aplikasi blog. Melalui aplikasi ini saya dapat menuangkan tugas yang dapat menarik para pembaca.
TUGAS D.3 KABORATIF
Kolaboratif adalah terjalinnya hubungan kerjasama yang positif antara guru dan pemangku kepentingan pendidikan agar tercapai tujuan pembelajaran. Misalnya saling bekerjasama dengan sesama komunitas belajar,serta pihak yang terkait untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sebagai pengalaman kami sesama peserta saling bekerjasama dalam diskusi kelompok. Melalui kegiatan ini kami berbagi pendapat, bertukar pikiran, saling memberikan ide dan solusi dalam penyelesaian tugas kelompok.
TUGAS D2 REFLEKTIF
Menurut pemahaman saya reflektif adalah mampu memaknai dan melakukan evaluasi terhadap pengalaman yang telah dilalui dan menjadikannya sebagai pembelajaran serta panduan di masa yang akan datang. Misalnya melakukan evaluasi pembelajaran pada LMS yang telah dilakukan.
Pengalaman setelah mengikuti pembelajaran daring (LMS) pada modul 1.1 sebagai evaluasi perbaikan pola pikir dan pandangan terhadap ide-ide kemajuan pendidikan kedepan. Memberikan kekuatan secara mental terhadap perspektif dalam melakukan perubahan pembelajaran di kelas dan komunitas sekolah.
TUGAS D.1 MANDIRI
Menurut pemahaman saya mandiri adalah melakukan sesuatu perubahan sesuai dengan versi pribadinya.
Contoh perilaku mandiri yang dilakukan oleh seorang guru penggerak adalah mandiri dalam pembelajaran, mandiri dalam mengerjakan tugas. Menemukan ide dan gagasan dari permasalahan yang dialami di lingkungan belajar.
Sebagai pengalam saya selama mengikuti program guru penggerak ini, saya harus mampu belajar mandiri dan menemukan ide dan gagasan dari setiap pembelajaran. Terutama dalam kegiatan pengerjaan LMS melalui pembelajaran daring. Apa yang sebelumnya tidak diketahui terdorong untuk segera mengetahuinya seperti penggunaan aplikasi pendukung dalam penyelesaian tugas-tugas di LMS.
TUGAS PERAN GURU
Peran yang selama ini saya lakukan sebagai guru, seperti menjadi pemimpin dalam pembelajaran, misalnya dalam proses belajar mengajar saya dapat mendorong murid mencapai hasil belajarnya berdasarkan capaian kompetensi. Menjadi teladan dalam pembinaan karakter. Mewujudkan kepemimpinan murid melalui kegiatan diskusi, misalnya siswa mampu mempertanggungjawabkan hasil kelompoknya.
Peran yang jarang dilakukan adalah membentuk komunitas belajar. Hal ini masih jarang saya ditemui di lapangan. Ketentuan dan cara melakukannya bagi saya masih asing.
Peran yang paling diingat adalah menjadi bagian dari persiapan siswa mengikuti O2SN. Diawali dengan kegiatan tes awal kemudian memilih siswa yang sesuai dengan bakat dan potensinya. Selanjutnya memfasilitasi dan mendorong siswa dalam proses pembelajaran. Memberi peluang siswa untuk lebih mendalami mata pelajaran yang diampuh. Mempersiapkan dan mendukung siswa mengikuti kegiatan yang akan dilaksanakan. Melakukan refleksi dan evaluasi untuk kegiatan tindak lanjut.
Selasa, 02 November 2021
1.1.a.8. Elaborasi Pemahaman - Konferensi 'Pemikiran Ki Hadjar Dewantara' oleh Perguruan Taman Siswa dan sekolah lain yang sudah menerapkan Merdeka Belajar
1.1.a.8. Elaborasi Pemahaman - Konferensi 'Pemikiran Ki Hadjar Dewantara' oleh Perguruan Taman Siswa dan sekolah lain yang sudah menerapkan Merdeka Belajar
1.1.a.4. Eksplorasi
Konsep - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Lahirnya
Taman Siswa pada tahun 1922 di Yogyakarta yang didirikan oleh Ki Hajar
Dewantara merupakan gerbang emas kemerdekaan dan kebangsaan kebudayaan bangsa.
Taman Siswa hadir sebagai jiwa rakyat
untuk merdeka dan bebas menentukan nasib sendiri dalam berbagai aspek terutama
di bidang pendidikan. Dengan kemerdekaan tercapai pemerataan pendidikan dasar
hingga Perguruan Tinggi ke seluruh pelosok negeri. Hal tersebut merupakan tolak
ukur atau dasar pengembangan pendidikan dan pengajaran Indonesia sampai saat
ini. Atas gagasan Ki Hajar Dewantara, sistem pendidikan Indonesia pada zaman
Kolonial yang cenderung tertutup dan terbatas membawa perubahan ke sistem yang
terbuka, bebas dan merdeka belajar. Untuk menghormati jasa-jasanya tersebut,
maka ditetapkanlah tanggal lahir beliau 2 Mei sebagai “Hari Pendidikan Nasional”.
Tujuan pendidikan
pada zaman kolonial terbatas hanya pada orang-orang golongan bangsawan saja
atau kelas tertentu. Pendidikan zaman Kolonial hanya diberikan pengajaran
membaca, menulis dan berhitung seperlunya. Dan hanya mendidik orang-orang
pembantu dalam mendukung Usaha Dagang mereka. Sehingga pada tahun 1854 beberapa
bupati menginisiasi agar didirikan sekolah kabupaten untuk mendidik calon
pegawai. Pada tahun yang sama lahirlah sekolah Bumiputera meskipun hanya
mempunyai 3 kelas. Pada tahun 1908 berdiri organisasi Budi Utomo dan empat
tahun kemudian lahir gerakan emansipasi wanita yang dipelopori oleh R.A kartini.
Gerakan-gerakan nasional ini mendorong perubahan pendidikan secara radikal di Indonesia
yang diprakarsai oleh tiga serangkai yaitu Ki hajar Dewantara, Dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Danudirja Setia Budi (Douwes Dekker)
.
Adapun
persamaan pendidikan zaman kolonial dan masa kini adalah terdapat jenjang
pendidikan dari dasar hingga kesekolah menengah atas sampai Perguruan Tinggi.
Sedangkan perbedaannya yaitu pendidikan pada zaman kolonial yang mendapatkan
pendidikan dan pengajaran adalah anak-anak pejabat atau orang-orang kalangan
atas/tertentu saja. Tetapi terlihat pada masa sekarang setiap orang berhak dan
bisa mendapatkan pendidikan secara bebas tanpa perbedaan atau tidak memandang
status dan kelas.
Ernawati, S. Pd
CGP AK 4 Kota Tual
LEMBAR KERJA BEDAH LMS PLATFORM BELAJAR
Nama : ERNAWATI, S. Pd
Sekolah : SMP Negeri 4 Tual
Bahan
1. LMS PPB H-1
Langkah-langkah
Kegiatan
1. Tuliskan inti pembahasan berdasarkan alur
MERRDEKA!
2. Tuliskan aktivitas peserta
pada setiap alur MERRDEKA!
3. Tuliskan tugas/produk peserta pada setiap alur
MERRDEKA!
ALUR |
INTI
PEMBAHASAN |
AKTIVITAS
PESERTA |
TUGAS/PRODUK
PESERTA |
M Mulai Dari Diri |
|
· CGP membuat
tulisan refleksi kritis tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara · CGP memberi
ungkapan harapan dan ekspektasi mengenai pembelajaran pada modul |
https://docs.google.com/document/d/1tkmQ2HtdATYoPFzUH6fM7JbOQimLt14L/edit?usp=sharing&ouid=105627387223807735563&rtpof=true&sd=true |
E Eksplorasi Konsep |
Pendidikan di Indonesia dari zaman kolonial Kerangka pemikiran Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Dasar-dasar Pendidikan Metode Montessori, frobel dan taman Siswa |
Mengakses video tentang kerangka pemikiran KHD Membaca beberapa tulisan karya KHD Mendapatkan penguatan pemahaman tentang pemikiran filosofi pendidikan dari instruktur Mendiskusikan pertanyaan reflektif terkait pemikiran filosofi pendidikan KHD dan relevansinya dengan pendidikan saat ini dan pendidikan pada konteks lokal sosial budaya di daerah asal Berbagi pengalaman praktik baik penerapan pemikiran filosofis pendidikan KHD pada kontekas lokal sosial budaya di daerah asal |
|
R Ruang Kolaborasi |
|
|
|
R Refleksi Terbimbing |
|
|
|
D Demonstrasi Kontekstual |
|
|
|
E Elaborasi Pemahaman |
|
|
|
K Koneksi Antar Materi |
|
|
|
A Aksi Nyata |
|
|
|
1.1.a.10. Aksi Nyata - Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah
Penggunaan LMS Platform Belajar Calon Guru Penggerak
LMS merupakan platform belajar online yang biasanya digunakan oleh peserta kursus. Sebagai peserta Program Guru Penggerak yang mengikuti pendidikan selama 9 bulan, tidak lepas dari penggunaan LMS. Melalui LMS ini kami dapat mengetahui petunjuk dan instruksi belajar daring, sumber-sumber belajar mandiri, dan aktivitas belajar daring. Khusus LMS pada Program Guru Penggerak menggunakan alur MERRDEKA yaitu Mulai dari diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi antar materi dan Aksi Nyata.
Adapun rangkaian kegiatan melalui alur belajar MERRDEKA :
1. Mulai dari diri (Mandiri) yaitu memberikan jawaban berupa tulisan refleksi diri tentang pemikiran (filosofi pendidikan ) Ki hadjar Dewantara)
2. Eksplorasi konsep yaitu, mengakses video tentang pendidikan di indonesia Zaman kolonial dan menjawab pertanyaan-pertanyaan panduan, mengakses video tentang kerangka pemikiran (filosofi pendidikan) KHD dan membaca beberapa tulisan karya KHD. Adapun Eksplorasi konsep (Forum Diskusi) yaitu mendapatkan penguatan pemahaman dari instruktur, mendiskusikan pertanyaan reflektif terkait pemikiran filosofi pendidikan KHD dan relevansinya dengan pendidikan Indonesia saat ini dan pendidikan pada konteks sosial budaya daerah asal kami. Serta berbagi pengalaman praktik baik penerapan pemikiran filosofis pendidikan KHD pada konteks lokal sosial budaya daerah kami.
3. Ruang kolaborasi yaitu secara berkelompok kami mendesain kerangka pembelajaran sesuai dengan konteks lokal sosial budaya daerah asal.
4. Refleksi Terbimbing pada alur ini kami diminta merefleksikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai pengetahuan dan pengalaman baru dalam pembelajaran.
5. Demonstrasi kontekstual yaitu, membuat karya berupa poster dalam menjelaskan pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dan mengunggahnya di LMS
6. Elaborasi pemahaman yaitu, mengikuti sesi diskusi langsung dalam bentuk konferensi filosofi pendidikan KHD yang disampaikan oleh perwakilan Perguruan Taman Siswa serta praktik-praktik baik beberapa sekolah lain untuk memperluas pemahaman mengenai pemikiran filosofi KHD.
7. Koneksi antar materi yaitu, melihat lagi seluruh materi yang telah dipelajari dari pemikiran-pemikiran KHD kemudian membuat hubungan antara materi-materi tersebut dan juga keterkaitannya praktek yang kongkrit bersama dengan murid dan rekan guru di sekolah asal.
8. Aksi Nyata yaitu, membuat perubahan konkrit di kelas dan menuliskannya dalam jurnal refleksi secara rutin.
Ernawati, S. Pd
CGP AK 4 Kota Tual
KM - 7 Oktober 2024
KM ad KUR dg pembelajaran intrakurikuler yg beragam dimana konten akan lebih optimal agar PD memiliki cukup waktu u mendalami konsep dan men...
-
Tiga prinsip penangan dilema etika Menurut prof dan pakar etika Brush and kinder yg tertuang dlm bukunya good people make up Twice choice. K...
-
Minor pertama Result Merencanakan matriks penilaian Melakukan evaluasi workshop secara efekt...