Selasa, 02 November 2021

 

1.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Refleksi Diri Tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

                Lahirnya Taman Siswa pada tahun 1922 di Yogyakarta yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara merupakan gerbang emas kemerdekaan dan kebangsaan kebudayaan bangsa. Taman Siswa  hadir sebagai jiwa rakyat untuk merdeka dan bebas menentukan nasib sendiri dalam berbagai aspek terutama di bidang pendidikan. Dengan kemerdekaan tercapai pemerataan pendidikan dasar hingga Perguruan Tinggi ke seluruh pelosok negeri. Hal tersebut merupakan tolak ukur atau dasar pengembangan pendidikan dan pengajaran Indonesia sampai saat ini. Atas gagasan Ki Hajar Dewantara, sistem pendidikan Indonesia pada zaman Kolonial yang cenderung tertutup dan terbatas membawa perubahan ke sistem yang terbuka, bebas dan merdeka belajar. Untuk menghormati jasa-jasanya tersebut, maka ditetapkanlah tanggal lahir beliau 2 Mei sebagai “Hari Pendidikan Nasional”.

                Tujuan pendidikan pada zaman kolonial terbatas hanya pada orang-orang golongan bangsawan saja atau kelas tertentu. Pendidikan zaman Kolonial hanya diberikan pengajaran membaca, menulis dan berhitung seperlunya. Dan hanya mendidik orang-orang pembantu dalam mendukung Usaha Dagang mereka. Sehingga pada tahun 1854 beberapa bupati menginisiasi agar didirikan sekolah kabupaten untuk mendidik calon pegawai. Pada tahun yang sama lahirlah sekolah Bumiputera meskipun hanya mempunyai 3 kelas. Pada tahun 1908 berdiri organisasi Budi Utomo dan empat tahun kemudian lahir gerakan emansipasi wanita yang dipelopori oleh R.A kartini. Gerakan-gerakan nasional ini mendorong perubahan pendidikan secara radikal di Indonesia yang diprakarsai oleh tiga serangkai yaitu Ki hajar Dewantara, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Danudirja Setia Budi (Douwes Dekker)

.

                Adapun persamaan pendidikan zaman kolonial dan masa kini adalah terdapat jenjang pendidikan dari dasar hingga kesekolah menengah atas sampai Perguruan Tinggi. Sedangkan perbedaannya yaitu pendidikan pada zaman kolonial yang mendapatkan pendidikan dan pengajaran adalah anak-anak pejabat atau orang-orang kalangan atas/tertentu saja. Tetapi terlihat pada masa sekarang setiap orang berhak dan bisa mendapatkan pendidikan secara bebas tanpa perbedaan atau tidak memandang status dan kelas.


Ernawati, S. Pd

CGP AK 4 Kota Tual

KM - 7 Oktober 2024

KM ad KUR dg pembelajaran intrakurikuler yg beragam dimana konten akan lebih optimal agar PD memiliki cukup waktu u mendalami konsep dan men...