Menurut prof dan pakar etika Brush and kinder yg tertuang dlm bukunya good people make up Twice choice. Kinder mengatakan bahwa tanpa kita sadari kita sudah sangat mengenal atau bahkan sdh menjalani ke3 prinsip yg seringkali digunakan sampai kita tidak perlu lagi melakukannya. mungkin anda pernah merasakan:
1. saya lakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang (berfikir berbasis hasil akhir/end-based thinking
2. ikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan (berfikir berbasis peraturan/rulee-based thinking)
3. memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang anda harapkan orang lain lakukan terhadap anda? (berfikir berbasis peduli/care-based thinking.
prinsip moral
1. prinsip moral berfikir hal akhir berfokus untuk dapat mencapai kebaikan jumlah orang banyak yang . proses berfikir ini berpijak pada utilitarianism (mengerjakan apa yang dapat menghasilkan kebaikan terbesar untuk jumlah orang terbanyak)
pemikiran berfikir ini senantiasa mengukur atau menguji konsekuensi dari suatu keputusan dengan memperkirakan hasil Yang akan diharapkan yg bisa memberikan kebahagiaan terbaik untuk orang terbanyak. prinsip moral berpatokan pd institusi bukan Pd Kep individu. pd perkembangannya prinsip ini mendapat kritikan di kalangan ahli filsafat salah satunya yg mengatakan "manusia pada dasarnya tidak bisa memprediksi semua akibat konsekuensi dari setiap keputusan atau tindakan-tindakannya untuk melihat semua konsekuensi dari perilaku seorang individu saja belum tentu bisa, lebih-lebih konsekuensi dari tindakan sebuah masyarakat".
contoh: pd saat manusia membangun reaktor nuklir. apakah mereka memperkirakan bagaimana sebaiknya pembuangan limbah dr pabrik2 reaktor nuklir tsb.
2. Berfikir berbasis peraturan
Bg pr ahli filsafat prinsip ini sering disebut prinsip deontologis yg berasal dari bahasa Yunani 'deon' yang berarti 'tugas' atau 'kewajiban'. sehingga prinsip dilemaetika ini bukan berpusat pada konsekuensi atau hasil akhir namun berpusat pd apa tugas kita ap kewajiban yg patut kita lakukan. seseorang akan bertindak sesuai peraturan yang berlaku dan orang tersebut mengharapkan orang lain bertindak mengikuti dirinya.
kritik terhadap prinsip berfikir berbasis peraturan (rule-based thinking)
"pada penerapannya prinsip ini dianggap berlaku terlalu kaku dan mengabaikan keberagaman individual manusia. bahwa mereka tidak terlalu memperdulikan hasil yang akan didapat namun lebih fokus kepada prinsip atau aturan dasar yang diyakini, selalu berpatokan pada 'sudah menjadi tugas atau kewajiban' ". Dengan demikian bisa jadi peraturan yang salah secara prinsip sehingga ketika seseorang sedang mengambil keputusan berdasarkan aturan dia sedang melakukan kesalahan ganda.
contoh dr kritik ini: bagaimana bila seorang anak diwajibkan atau telah berjanji KPD kedua orang tuanya untuk tetap berada dalam rumah dan dilarang keluar untuk sesuatu alasan apapun sewaktu orangtuanya pulang terlambat dari kerja. namun bgmn bl HR itu hjn deras dan anak tersebut melihat ayahnya yg br pulang kerja naik sepeda motor dan terjatuh dan terluka di depan jalanan rumahnya? Apakah anak tersebut tetap berada dalam rumah dan tidak memperdulikan ayahnya yg terluka di jalan tanpa ada yg membantu?
3. Berfikir berbasis Rasa Peduli (care-based thinking)
Prinsip ini dikenal sebagai aturan emas dan telah memainkan peran kunci dlm pembelajaran di hampir semua pengajaran budaya dan agama. Dan untuk selanjutnya prinsip ini memainkan peran kunci pd pendidikan etika. lebih penting lagi berfikir berbasis rasa peduli selain memberikan batasan-batasan pd tindakan kita namun jg mendukung agar diri kita memikirkan kepentingan orang lain. prinsip ini banyak melibatkan empati sesorang terhadap pihak lain seandainya saya di posisi dia apa yang harus saya lakukan.
kritik terhadap prinsip berfikir berbasis peduli
"prinsip ini terlalu sederhana untuk dianggap sebagai salah satu prinsip etika yang utama. Prinsip ini tidak memberikan pilihan khusus atau menunjang nilai-nilai kebajikan yang ideal. prinsip ini gagal memberikan contoh kebajikan, seandainya situasinya melibatkan kedua belah pihak yang sama2 melakukan tindakan yang kurang terpuji.
Contoh dr kritik ini: dua sahabat yang sama2 menyontek dites, salah satu ditanyakan guru apakah melihat sahabatnya menyontek, berfikir bahwa saya tidak akan mengadukan sahabat saya sehingga tidak berkata jujur karena beranggapan sahabatnya pun tidak akan mengadukan perbuatannya.
Demikianlah materi 3 prinsip atau penanganan dilema etika. semoga materi ini bermanfaat membantu saya untuk lebih memahami tiga prinsip tersebut dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Ketiga prinsip ini merupakan