KONEKSI ANTARMATERI BUDAYA POSITIF
Oleh: Ernawati, S.Pd
CGP AK 4 KOTA TUAL
Sekolah sebagai tempat lahirnya benih-benih unggul yang ditumbuh kembangkan oleh para pendidik. Pendidik yang diibaratkan sebagai petani harus mampu menjaga dan memelihara peserta didik susuai dengan kodratnya. Oleh karena itu untuk membangun budaya yang positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman dan nyaman agar murid-murid mampu, berpikir, bertindak dan mencipta dengan merdeka, mandiri dan bertanggungjawab.
Pendidikan adalah proses memerdekakan manusia. Untuk mewujudkan peserta didik yang merdeka belajar, sebagai pendidik harus mampu menuntun anak sesuai kodrat alam dan zaman yang dimilikinya. Pendidik sebagai petani harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Seorang pendidik harus benar-benar berorientasi pada tumbuh kembang anak. Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, tidak lepas dari peran guru sebagai pemimpin dalam pembelajaran. Guru harus memiliki nilai sehingga mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin dalam pembelajaran dalam mewujudkan potensi siswa. Guru harus mampu bergerak untuk tergerak agar dapat menggerakkan komunitas belajar sesuai dengan visi sekolah. Guru harus mampu memposisikan dirinya sesuai kebutuhan dasar murid sebagai aset utama.
Guru sebagai cerminan bagi murid harus mampu mengubah paradigma stimulus respon menjadi teori kontrol, memahami konsep disiplin positif, memahami pentingnya memiliki keyakinan kelas, memahami kebutuhan dasar murid, menerapkan restitusi melalui tahapan dalam segitiga restitusi serta mampu melakukan refleksi dan menerapkan disiplin restitusi pada posisi monitor dan manager.
Kemajuan sekolah tidak lepas dari rancangan nilai-nilai kebajikan dan visi sekolah yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Penyatuan pemikiran.untuk mendapatkan nilai-nilai kebajikan serta visi sekolah yang kemudian diturunkan di kelas-kelas. Prilaku warga kelas tersebut menjadi sebuah kebiasaan, yang akhirnya membentuk sebuah budaya positif. Hal ini menjadi penentu arah tujuan dari sebuah institusi.