Senin, 20 Desember 2021

Modul 1.4.a.10. Aksi Nyata - Budaya Positif

MENERAPKAN DISIPLIN POSITIF MURID DI KELAS

Oleh: Ernawati, S.Pd
CGP AK 4 KOTA TUAL

A. Latar Belakang
Budaya positif di sekolah-sekolah maupun di luar sekolah pada anak sudah mulai luntur. Kebiasaan-kebiasaan anak yang terlanjur negatif terkadang sulit untuk dirubah. Adanya berbagai kebutuhan dasar anak yang mendorong mereka berperilaku dan bertindak diluar keinginan guru. Sebagian dari mereka bahkan tidak lagi mengindahkan peraturan di kelas dan sekolah. Fenomena ini sangat mengkhawatirkan guru akan generasi penerus bangsa. Untuk mereda permasalahan-permasalahan yang muncul perlu adanya program disiplin positif bagi peserta didik. Melalui program ini prilaku dan tindakan murid akan dibentuk melalui pembiasaan meyakini akan keyakinan kelas yang telah ditentukan sebelumnya atas dasar kesepakatan bersama.

B. Tujuan Pembentukan budaya positif
Adapun tujuan pembentukan budaya positif, yaitu:
1. Guru dan peserta didik mampu menerapkan budaya positif
2. Guru dan peserta didik mampu membuat evaluasi internal terkait budaya positif perubahan paradigma, konsep disiplin positif dan motivasi, keyakinan kelas, pemenuhan kebutuhan dasar, posisi kontrol, segitiga restitusi.
3. Paeserta didik mendapatkan pelajaran yang mereka bisa pakai secara terus menerus di masa depan untuk menjadi orang yang lebih baik

C. Deskripsi Aksi Nyata
Langkah-langkah dalam pembentukan budaya positif di sekolah yaitu:
1. Berkonsultasi dengan kepala sekolah terkait aksi nyata yang akan dilakukan.
2. Melakukan sosialisasi dengan beberapa guru dan wali kelas.
3. Membahas tentang nilai-nilai kebajikan dan visi sebuah sekolah untuk menentukan arah dan tujuan sekolah.
4. Meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
5. Membuat keyakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip dasar bersama diantara para warga kelas. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan Keyakinan kelas.
6. Penyatuan pemikiran untuk mendapatkan nilai-nilai kebajikan serta visi sekolah tersebut.
7. Merumuskan keyakinan kelas berdasarkan profil pelajar Pancasila.
8. Diturunkan di kelas-kelas menjadi keyakinan kelas yang disepakati bersama.

D. Peristiwa Aksi Nyata


Kegiatan aksi nyata ini saya lakukan bersama:
1. Siswa kelas IX pada pertemuan pertama semester genap 2021/2022.

2. Beberapa guru mata pelajaran dan wali kelas.
 Sebagai bentuk aksi nyata saya lakukan pada pertemuan pertama di kelas IX dan sosialisasi bersama beberapa guru berkaitan Budaya positif disekolah yang berawal dari keyakinan kelas yang disepakati bersama. 
E. Kesimpulan
Setiap tindakan atau perilaku yang kita lakukan di dalam kelas dapat menentukan terciptanya sebuah lingkungan positif. Perilaku warga kelas tersebut menjadi sebuah kebiasaan, yang akhirnya membuat sebuah budaya positif. Untuk terbentuknya budaya positif pertama-tama perlu diciptakan dan disepakati kayakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip dasar bersama diantara para warga sekolah. 
F. Refleksi Aksi Nyata
Setelah melakukan aksi nyata harapan saya baik guru sasaran maupun siswa dapat menerapkan keyakinan kelas di kelasnya masing-masing sebagai langkah awal menciptakan budaya positif. Selanjutnya siswa dapat secara konsisten mengubah kebiasaan yang lama ke kebiasaan baru yang akhirnya mereka bisa pakai secara terus menerus di masa yang akan datang agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Demikian Aksi Nyata saya dalam modul 1.4 Budaya Positif. Semoga bermanfaat....

Modul 1.4.a.9. Koneksi antar materi - Budaya positif

KONEKSI ANTARMATERI BUDAYA POSITIF

Oleh: Ernawati, S.Pd
CGP AK 4 KOTA TUAL

        Sekolah sebagai tempat lahirnya benih-benih unggul yang ditumbuh kembangkan oleh para pendidik. Pendidik yang diibaratkan sebagai petani harus mampu menjaga dan memelihara peserta didik susuai dengan kodratnya. Oleh karena itu untuk membangun budaya yang positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif, aman dan nyaman agar murid-murid mampu, berpikir, bertindak dan mencipta dengan merdeka, mandiri dan bertanggungjawab.
        Pendidikan adalah proses memerdekakan manusia. Untuk mewujudkan peserta didik yang merdeka belajar, sebagai pendidik harus mampu menuntun anak sesuai kodrat alam dan zaman yang dimilikinya. Pendidik sebagai petani harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki anak. Seorang pendidik harus benar-benar berorientasi pada tumbuh kembang anak. 
Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, tidak lepas dari peran guru sebagai pemimpin dalam pembelajaran. Guru harus memiliki nilai sehingga mampu menjalankan perannya sebagai pemimpin dalam pembelajaran dalam mewujudkan potensi siswa. Guru harus mampu bergerak untuk tergerak agar dapat menggerakkan komunitas belajar sesuai dengan visi sekolah. Guru harus mampu memposisikan dirinya sesuai kebutuhan dasar murid sebagai aset utama.
        Guru sebagai cerminan bagi murid harus mampu mengubah paradigma stimulus respon menjadi teori kontrol, memahami konsep disiplin positif, memahami pentingnya memiliki keyakinan kelas, memahami kebutuhan dasar murid, menerapkan restitusi melalui tahapan dalam segitiga restitusi serta mampu melakukan refleksi dan menerapkan disiplin restitusi pada posisi monitor dan manager.
        Kemajuan sekolah tidak lepas dari rancangan nilai-nilai kebajikan dan visi sekolah yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Penyatuan pemikiran.untuk mendapatkan nilai-nilai kebajikan serta visi sekolah yang kemudian diturunkan di kelas-kelas. Prilaku warga kelas tersebut menjadi sebuah kebiasaan, yang akhirnya membentuk sebuah budaya positif. Hal ini menjadi penentu arah tujuan dari sebuah institusi.


Senin, 06 Desember 2021

Modul 1.3 Aksi Nyata - Visi Guru Penggerak

 Membuat kesepakatan Kelas

oleh 

Ernawati, S.Pd

Calon Guru Penggerak Kota Tual




Latar Belakang

Di era millenial seperti sekarang ini, siswa di sekolah terlihat mulai kurang berfokus pada pembelajaran bahkan etika dalam belajar pun sudah mulai menurun. Hal ini bisa diakibatkan oleh pengaruh teknologi yang semakin canggih. Anak-anak yang masih awam akan mempergunakan gadget dengan hal-hal yang kurang bermanfaat seperti kebanyakan anak main game tanpa memperdulikan pembelajarannya sebagai prioritas utama. Kebiasaan seperti ini dapat mempengaruhi anak-anak ketika belajar di kelas. Misalnya anak kurang memperhatikan tata krama dalam belajar, jika ada yang berbuat salah semua ikut berbicara, jika tidak diperhatikan berjalan atau keluar masuk kelas tanpa izin. Demikianlah sedikit gambaran yang mendorong saya untuk melakukan aksi nyata "membuat kesepakatan kelas". Selama mengikuti program Guru Penggerak ini saya menjadi yakin bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran adalah dimulai dari adanya kesepakatan kelas antara guru dan murid. Jika dimulai secara tertib, maka akan berakhir secara terarah.

Tujuan

Adapun tujuan dari aksi nyata ini yaitu sebagai berikut:

  1. mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid
  2. mewujudkan visi murid yang merdeka dan merdeka belajar sesuai kodrat alam dan zaman yang dimiliki anak
  3. mewujudkan peserta didik yang memiliki profil pelajar pancasila yaitu beriman dan bertaqwa kepada TYME dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong royong, berkebinnekaan global, kreatif dan bernalar kritis
  4. mewujudkan peserta didik yang memiliki nilai koolaboratif, inovatif, mandiri, reflektif dan berpihak pada murid
Deskripsi aksi Nyata

Pada awal pembelajaran guru dan siswa bersama-sama menawarkan kesepakatan dalam pembelajaran. Setelah kesepakatan-kesepakatan sudah disetujui bersama, maka kesepakatan tersebut menjadi pedoman ketika mengikuti pembelajaran. Dengan adanya pemberlakuan kesepakatan di setiap pembelajaran secara otomatis akan menciptakan kebiasaan-kebiasaan positif pada anak yang pada akhirnya akan merubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru sehingga dapat menciptakan prilaku baik pada anak terutama dalam kegiatan proses pembelajaran. Jika sudah tercipta prilaku siap belajar pada anak, dalam proses pembelajaran pun anak akan berfokus dengan pembelajaran.

Hasil Aksi Nyata

Adapun hasil yang diperoleh melalui pelaksanaan aksi nyata ini yaitu, sebagai berikut:
  1. Guru dan siswa berhasil membuat kesepakatan kelas terkait: kebersihan kelas, disiplin waktu, mengangkat tangan jika ingin bertanya, jika satu berbicara yang lain diam, meminta izin jika ingin keluar, berbicara yang sopan dan tidak berteriak, tidak berjalan di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung, tidak menggunakan tipex dan lain-lain. Kesepakatan ini akan berlangsung di setiap pembelajaran sesuai kebutuhan kelas.
  2. Siswa semakin tertib dan terarah mengingat kesepakatan yang telah dibuat dan tidak untuk dilanggar.
  3. Pembelajaran dapat menyenangkan sehingga memacu siswa aktif dalam pembelajaran
  4. Siswa dapat menciptakan ide-ide baru misalnya membuat kesepakatan baru dalam kelas
  5. Terdapat siswa mulai menyukai materi pelajaran.
Refleksi Aksi Nyata

Pelaksanaan aksi nyata ini dapat meningkatkan kesadaran guru dalam hal mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna tidak hanya ditentukan oleh guru namun keterlibatan siswa menjadi aset utama dalam menentukan cara atau metode belajar yang akan dilaksanakan. Guru dan siswa wajib membuat kesepakatan belajar sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan tujuan agar siswa dapat mengikuti pembelajarn yang menyenangkan dan mampu memahami materi pelajaran dengan baik sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa. Dengan adanya kesepakatan kelas juga dapat mendorong anak untuk merefleksi diri agar pada pembelajaran berikut siswa dapat menemukan kesepakatan baru yang tentunya menciptakan daya kreatif anak.

Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Hal-hal yang sudah dirasa baik yang telah dilakukan selama pelaksanaan aksi nyata akan terus dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten. Untuk mengawali kegiatan pembelajaran pada semester genap tahun pelajaran 2021/2022 yang akan datang, kami akan membuat kesepakatan kelas bersama siswa dan terus melakukan evaluasi secara berkala terhadap kesepakatan kelas yang telah dibuat agar kesepakatan belajar tersebut dapat dijalankan dengan baik dan tidak ada lagi siswa yang melanggar kesepakatan yang telah dibuat bersama.

Dokumentasi Kegiatan
Siswa tertib dengan adanya kesepakatan kelas
Siswa yang melanggar melalui pendekatan sosial


Demikian hasil aksi nyata yang saya buat.
semoga bermanfaat

Minggu, 05 Desember 2021

Refleksi Minggu ke-7


Peristiwa
Penguatan materi bersama instruktur dan fasilitator.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2021. Pada kegiatan ini kami CGP Tual bersama CGP lainnya dari daerah lain bersama-sama berdiskusi tentang materi Visi Guru Penggerak yang terlebih dahulu diminta mengingat kembali kalimat rumpang yang pernah diisi. Adapun capaian umum dan khusus yang kami harapkan pada kegiatan ini yaitu:
Perasaan (Feelings)
Selama kegiatan berlangsung kami sangat bersemangat mengikuti materi dari instruktur demikian juga saat sesi tanya jawab kami dan CGP lainnya sangat antusias dan aktif bertanya dan saling memberi tanggapan. Kami merasa mendapat penguatan materi sehingga memudahkan kami memahami capaian materi.

Pembelajaran (Findings)
Melalui kegiatan ini banyak sekali yang saya dapatkan selain materi penguatan tentunya juga pengalaman dari instruktur maupun CGP lainnya. Contoh kongkrit pengalaman yang dilewati instruktur dan CGP lainnya dapat memberi saya inspirasi agar dapat berbuat sama atau bahkan lebih baik lagi.

Perubahan (Future)
Jika saya ingin membuat perubahan dengan konsep Inkuiri Apresiatif hal yang perlu saya pelajari terlebih dahulu adalah memahami lebih lanjut tentang konsep IA setelah itu membuat rencana perubahan dengan menggunakan metode BAGJA yang dimulai dengan pertanyan-pertanyaan positif. Adapun strategi yang akan saya lakukan untuk melakukan perubahan adalah dengan melihat dan memulai dari kekuatan diri saya kemudian siswa sebagai aset utama dan selanjutnya melihat kekuatan aset pendukung lainnya.
Setelah itu saya membuat rencana perubahan dengan dimulai dari pertanyaan-pertanyaan positif terkait perubahan apa yang akan saya harapkan.

KM - 7 Oktober 2024

KM ad KUR dg pembelajaran intrakurikuler yg beragam dimana konten akan lebih optimal agar PD memiliki cukup waktu u mendalami konsep dan men...